
Dalam dunia SEO, istilah seperti canonical tag dan redirect sering terdengar, terutama saat membahas masalah konten duplikat atau pengalihan halaman. Tapi, banyak pemilik bisnis dan UMKM masih bingung: kapan harus menggunakan canonical tag, dan kapan harus menggunakan redirect?
Artikel ini akan membahas secara mendalam perbedaan keduanya, fungsi masing-masing, kapan harus menggunakannya, serta kesalahan umum yang perlu dihindari.
Apa Itu Canonical Tag?
Canonical tag (rel=”canonical”) adalah elemen HTML yang digunakan untuk memberi tahu mesin pencari bahwa halaman tertentu adalah versi utama dari sekelompok halaman yang memiliki konten sangat mirip atau duplikat.
Misalnya:
<link rel=”canonical” href=”https://domain.com/halaman-utama/” />
Dengan tag ini, kamu memberi sinyal ke Google bahwa meskipun ada beberapa URL yang menampilkan konten serupa, hanya satu URL yang dianggap versi utama untuk diindeks.
Fungsi Canonical Tag
Canonical tag digunakan untuk:
- Menghindari duplikat konten di antara halaman yang mirip
- Menggabungkan sinyal SEO (backlink, metrik) ke satu URL utama
- Meningkatkan efisiensi crawl bot Google
- Memastikan URL yang ditampilkan di hasil pencarian adalah yang kamu inginkan
Apa Itu Redirect?
Redirect (pengalihan) adalah cara untuk secara otomatis mengarahkan pengunjung dan mesin pencari dari satu URL ke URL lainnya.
Jenis redirect yang paling umum:
- 301 Redirect: Pengalihan permanen. Menandakan bahwa halaman lama telah dipindahkan secara permanen ke URL baru.
- 302 Redirect: Pengalihan sementara. Memberitahu mesin pencari bahwa halaman saat ini dipindahkan sementara, dan akan kembali lagi.
Contoh penggunaan 301 redirect di file .htaccess:
Redirect 301 /halaman-lama https://domain.com/halaman-baru
Perbedaan Utama Canonical Tag vs Redirect
Aspek | Canonical Tag | Redirect (301/302) |
Tujuan | Menyatakan halaman versi utama | Mengarahkan pengguna ke halaman lain |
Efek ke Pengunjung | Tidak terlihat | Pengguna langsung diarahkan |
Pengaruh SEO | Menggabungkan sinyal ke 1 URL | Mentransfer otoritas ke URL tujuan |
Konten | Konten tetap bisa diakses | Konten lama tidak bisa diakses langsung |
Kasus Penggunaan | Konten duplikat, filter produk | Perubahan URL, penghapusan halaman |
Kapan Harus Menggunakan Canonical Tag?
Gunakan canonical tag pada saat :
- Kamu memiliki variasi halaman produk yang hanya beda warna atau ukuran.
- Konten sama bisa diakses dari beberapa URL berbeda, misalnya:
- https://domain.com/page
- https://www.domain.com/page
- https://domain.com/page?ref=iklan
- Ada parameter URL yang tidak mengubah konten, tapi tetap menghasilkan URL unik.
Kapan Harus Menggunakan Redirect?
Gunakan redirect pada saat :
- Kamu menghapus halaman dan ingin mengarahkan ke versi baru atau terkait.
- Website kamu mengalami migrasi domain atau struktur URL.
- Ada perubahan slug pada artikel atau produk (misalnya, karena rebranding).
- Ingin menggabungkan halaman yang kontennya serupa ke dalam satu halaman utama secara penuh.
Contoh Kasus Penggunaan
- Canonical Tag
Kamu punya dua halaman:
- https://tokomu.com/sepatu-running
- https://tokomu.com/sepatu-running?warna=biru
Karena kontennya sama, kamu ingin versi /sepatu-running yang dianggap utama. Maka di halaman dengan parameter, kamu pasang:
<link rel=”canonical” href=”https://tokomu.com/sepatu-running” />
- Redirect
Kamu dulu punya halaman produk:
https://tokomu.com/sepatu-lari-terbaik-2022
Tapi sekarang kamu bikin halaman baru:
https://tokomu.com/sepatu-lari-unggulan-2025
Gunakan 301 redirect untuk memindahkan semua trafik dan otoritas SEO ke halaman baru.
Kesalahan Umum yang Harus Dihindari
- Menggunakan canonical dan redirect secara bersamaan.
Kalau kamu sudah me-redirect halaman, tidak perlu menambahkan canonical di halaman lama. - Meng-canonical-kan ke URL yang salah.
Pastikan canonical tag diarahkan ke URL versi yang paling SEO-friendly (misalnya, HTTPS dan tanpa parameter). - Menggunakan canonical untuk menghapus halaman.
Canonical tidak menghapus halaman. Jika kamu ingin menghapus, gunakan redirect. - Tidak update redirect setelah rebranding atau migrasi.
Ini bisa bikin trafik organik drop drastis karena otoritas SEO tidak ditransfer dengan benar.
Mana yang Lebih Baik untuk SEO?
Tidak ada yang lebih baik secara mutlak. Keduanya punya fungsi yang berbeda:
- Gunakan canonical tag untuk mengelola konten yang mirip.
- Gunakan redirect untuk memindahkan halaman sepenuhnya.
Kuncinya adalah mengenali konteks dan tujuan dari perubahan URL atau struktur konten di website kamu.
Canonical tag dan redirect adalah dua alat penting dalam toolbox SEO kamu. Dengan memahami perbedaan dan cara penggunaannya, kamu bisa menghindari masalah duplikat konten, kehilangan trafik, atau kesalahan pengindeksan oleh Google.
Bagi pemilik UMKM dan website bisnis, ini bukan sekadar teknis tapi bisa berdampak langsung pada visibilitas dan peringkat di hasil pencarian.
FAQ: Canonical vs Redirect
Q: Apakah saya bisa menggunakan canonical tag untuk halaman yang sudah tidak ingin saya tampilkan?
A: Tidak disarankan. Jika halaman sudah tidak relevan, lebih baik gunakan 301 redirect.
Q: Apakah canonical tag akan langsung membuat halaman saya ranking di Google?
A: Tidak secara langsung. Tapi ini membantu menggabungkan sinyal SEO dan menghindari duplikat konten.
Q: Bisa nggak canonical tag digunakan lintas domain?
A: Bisa, tapi harus hati-hati dan hanya dilakukan jika kamu benar-benar mengelola kedua domain tersebut.
Q: Mana yang lebih baik untuk e-commerce, canonical atau redirect?
A: Keduanya bisa digunakan tergantung kasus. Canonical sering dipakai untuk produk dengan variasi, sedangkan redirect untuk produk yang sudah tidak dijual.
Referensi
- Google Search Central: Canonical Tag Guidelines
- Moz: Redirect vs Canonical